Assalammualaikum
Nggak terasa peristiwa itu sudah berlalu selama 8 tahun ya teman-teman, tapi rasa trauma dan kesedihan masih tetap dirasakan saudara-saudara kita yang berada di Aceh sana :(
Kami yang di Takengon (Aceh Tengah) *tanah kelahiran Chi saat itu juga ngerasain gempa yang cukup kuat saat itu. Hari itu, sekitar jam 8 pagi getaran dahsyat itu terasa seperti memutar bumi. Chi waktu itu baru aja kelar senam pagi di depan TV waktu getaran gempanya terasa. Otomatis kami sekeluarga langsung berlari ke lapangan SD di depan rumah. Waktu itu Chi juga harus sabar menuntun almarhum nenek yang juga panik waktu itu.
Gempanya yang terasa kuat itu ada dua kali. Jadi kesannya kita itu lagi berasa di dalam blender gitu, karena getarannya itu seperti memutar. Di getaran pertama misalnya kita diputar ke arah kanan, pada getaran kedua arahnya membalik. Pokoknya segala macem doa dan ayat udah dibaca aja waktu itu. Kami juga agak panik karena Mimi *kembaranku malah lagi ke halaman belakang rumah. Mama akhirnya sempat nyari muter-muter rumah juga di gempa yang kedua itu buat nyari Mimi.
Kelar gempa kami langsung hubungi saudara-saudara yang ada di Banda Aceh sama Medan. Waktu itu masih bisa dihubungi saudara yang ada di Banda Aceh. Kata bibi yang ada di sana, gempanya sangat kuat. Sampai-sampai kolam ikan mereka sampai hampir kosong airnya. Air di selokan juga sampai nyiprat-nyiprat ke jalan. Sesudah itu kami ya nggak menduga akan ada bencana lebih besar dari gempa itu sendiri.
Kira-kira kelar Dzuhur barulah kami ngelihat berita di TV tentang air laut yang naik. Barulah kami sibuk menghubungi keluarga yang ada di Banda Aceh lagi. Ternyata tidak bisa dihubungi lagi. Waktu itu kita kan juga nggak ngeh ya sama apa itu tsunami, karena memang nggak banyaknya informasi tentang tsunami itu sendiri di lingkungan kita.
Seingat chi, di hari ketigalah baru ada kabar dari keluarga bibi yang ada di Banda Aceh. Alhamdulillah mereka selamat beserta sepupu-sepupu yang juga kuliah di sana. Kebetulan mereka semua sedang menginap di rumah bibi malam harinya. Kalau tidak, entah apa yang terjadi sama mereka berdua. Karena kostan mereka udah rata sama tanah saat air surut.
Seminggu pasca kejadian akhirnya keluarga kami memutuskan untuk menjemput keluarga bibi di sana. Dari Takengon, paman-paman yang akan berangkat ke sana udah bawa perbekalan makanan dan masker. Karena seperti yang kita lihat di berita-berita mayat memang ada di mana-mana di sana. Dan baunya pun sudah menyengat.
Walau anggota keluarga semuanya selamat, ada beberapa teman dan tetangga yang menjadi korban juga. Mayat mereka juga tidak ditemukan setelah dicari. Ada beberapa kakak kelas yang sedang melanjutkan kuliah di sana, ada teman saat SMP yang kebetulan melanjutkan sekolahnya di sana dan tetangga yang kebetulan sedang mengantarkan saudara mereka yang akan melaksanakan ibadah haji ke sana. Mereka sekeluarga loh yang jadi korban, dan hanya ayahnya yang selamat. Sedih sekali jika mengingat mereka yang masih kecil-kecil itu. Anak-anak pintar dan lucu yang mungkin sudah merasakan tempat yang nyaman di sisiNya saat ini.
Cuaca juga saat itu seperti ikut berduka loh. Hampir sebulanan langit redup, angin kencang dan gempa yang terus menerus ada tiap harinya. Pasca gempa juga trauma dan kesedihan terasa di mana-mana. Karena hampir tiap orang merasa kehilangan, ntah itu saudara, teman atau kenalan pasti ada yang menjadi korban. Mimi juga sempat seperti hilang semangat pasca gempa itu, mungkin karena saat itu sendirian berada di halaman belakang itu. Om saya juga begitu, sempat terpisah dengan bibi dan anak-anaknya saat kejadian sampai sempat berenang melawan arus air itu saat mencari anak dan istrinya masih membuat dia shock. Karena kebetulan om juga TNI agak susah juga untuk membawanya ke Takengon, karena harus tetap bertugas membantu masyarakat di sana. Teman-teman yang pindah ke sekolah kami juga rata-rata mengalami trauma. Mereka rata-rata pendiam gitu. Rata-rata juga mereka sudah kehilangan hampir semua anggota keluarganya. Pokoknya mengharu biru lah semuanya di saat-saat itu.
Yah sekarang Aceh masih terus dalam tahap membangun, ya semoga aja berubahnya menjadi lebih baik dan aman, jangan sebaliknya (J >o<)J
Peristiwa itu juga bisa kita jadikan renungan, bahwa kita itu makhluk yang tidak ada apa-apanya di mata Allah SWT. Mungkin ini adalah teguran untuk kita, teguran keras malah agar kita tidak saling memusuhi sesama saudara, untuk tidak membedakan SARA, untuk tidak menutup mata dengan keadaan sekitar yang lebih tidak beruntung dari kita, dan masih banyak hal lainnya juga.
Semoga semua saudara kita yang menjadi korban sudah mendapatkan tempat yang nyaman di sisiNya saat ini ya teman-teman (J >o<)J Amin ya rabb...
Semoga ya chi..
BalasHapusgak di aceh aja
di seluruh Indonesia juga
membaca ini jadi mengingatkan, do'a kami juga sudah dan pernah dilantunkan, secara individu maupun berjamaah di Mesjid, Surau dan sekolah, untuk keselamatan, ketabahan dan ampunan Allah. Ini memang sebagai pelajaran dan penegur bagi siapa saja yang mau berpikir akan kuasa Ilahi.
BalasHapusMelihat rekaman gelombang Tsunami saat itu, hati terikut meremang....membayangkan jika itu dialami diri, saudara, ibu, ayah dan teman....histeris, tergugu, haru membiru...
Diri ini merasa renyuh, ..
Semoga Allah tetap memberikan kasih sayangNya dan memang itu masih. Walau kita, manusia sering berlaku tidak adil dengan kekuasaanNya.
Salam dan Salawat atas Rasulullah SAW beserta Berharap Ridho Allah kami sampaikan kepada para jiwa yang dipungut satu persatu disaat itu...Semoga yang masih hidup bisa berbuat yang lebih bijak dalam menjalani hidup yang juga kian tersisa...
salam hangat dan damai dari Borneo...chi
ci aku sedih bacanya. ga terasa udah 8 tahun ya.. :(
BalasHapusKuasa Allah..kuasa Allah, walau itu dinamakan Bencana tetapi tetap ada terselip Kasih Sayang Allah.....Semoga para korban memperoleh kasih sayang dan ampunan Allah dan Syafaat rasulullah ...dan semoga yang masih hidup diberi kekuatan dalam meneruskan hidup menuju yang lebih baik lagi amin.
BalasHapusAmin y Allah
BalasHapusjangankan tsunami, ngeliat laut aja udah ngerasa kita tuh kecil banget dan Allah tuh nggak bisa dibayangkan besarnya
BalasHapusSemoga Mendapat tempat terbaik di sisiNya. benar-benar ga kerasa sudah 8 tahun...
BalasHapusYep, semoga pembangunan Banda Aceh juga tambah baik.
Awil:
BalasHapusAmiiiin ya Rabb (J >o<)J
Mas Arya:
Amin ya Rabb (J >o<)J
Terima kasih ya mas, salam hangat juga dari medan :D
Nonni Setya:
Huaaa jeng aku juga ketularan sediiiih *seka air mata
Belajar dan Informasi:
Ia bener, karena tsunami kedamaian di Aceh jadi terwujud walau harus diberi duka yang mendalam *lagi* :(
Amin ya Rabb (J >o<)J
Makasih doanya ya sobat :D
Alan:
Thanks ya lan *peluk
Mbak Honeylizious:
Iya bener mbak... *kembali merenung
Huda Tula:
Amin (J >o<)J
Makasih hudaaa :D